Penampakan awan di langit Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, pada Minggu (07/05/2023) sore, yang viral di media sosial. (foto : Zaki)
Natuna, SinarPerbatasan.com – Ada hal yang berbeda dan dianggap fenomena langka terjadi di langit sekitar Ranai, Kabupaten Natuna, Peovinsi Kepulauan Riau (Kepri).
Terlihat gumpalan awan yang terbentuk tidak seperti biasa, dan bahkan diakui oleh sebagian orang adalah kejadian langka dan belum pernah terjadi selama ini.
Foto awan tersebut pun banyak beredar di media sosial. Masing-masing orang mengabadikan kejadian langka tersebut melalui kamera handphone mereka.
Kejadian tersebut telbilang lama dan terlihat dari Pantai Piwang, Ranai, Kecamatan Bunguran Timur.
“Wah, bentuk awannya unik, jarang-jarang terjadi,” ucap Dani, warga Ranai, yang ikut mengabadikan momen langka tersebut.
Lantas fenomena apa yang sebenarnya terjadi, Forecaster BMKG Ranai, Reza Fahlevi mengakui fenomena tersebut merupakan fenomena yang cukup jarang terjadi, awan tersebut adalah Awan Lenticularis.
Reza Fahlevi menjelaskan, awan itu biasa terbentuk karena adanya gelombang gunung yang dipicu aliran angin di atas gunung yang cukup kencang yang kemudian angin tersebut membentur halangan dinding pegunungan sehingga menimbulkan turbulensi di sisi gunung lainnya.
“Awan-awan lentikularis mengindikasikan adanya turbulensi atau putaran angin secara vertikal yang cukup kuat. Sehingga berbahaya bagi penerbangan rendah di sekitar awan,” ucapnya saat dihubungi awak media ini, Minggu (07/05/2023) kamarin.
Selanjutnya Reza menjelaskan, awan Lenticularis mulai terbentuk ketika arus angin yang mengalir sejajar permukaan bumi mendapat hambatan dari objek tertentu seperti pegunungan.
“Akibat hambatan tersebut, arus udara tersebut bergerak naik secara vertikal menuju puncak awan,” tambahnya.
Reza jugaa menjelaskan jika udara naik tersebut mengandung banyak uap air dan bersifat stabil, maka saat mencapai suhu titik embun di puncak gunung uap air tersebut mulai berkondensasi menjadi awan mengikuti kontur puncak gunung.
“Saat udara tersebut melewati puncak gunung dan bergerak turun, proses kondensasi terhenti,” terangnya.
Kejadian tersebut membuat awan Lenticularis terlihat diam karena awan mulai terbentuk dari sisi arah datangnya angin di puncak gunung kemudian menghilang di sisi turunnya angin. (Zaki)
Editor : Imam Agus