Kebun karet milik Syamsul Bahri, warga Desa Batu Gajah Kecamatan Bunguran Timur, yang dalam beberapa minggu terakhir tidak di sadap lantaran harga karet murah dan cuaca ekstrem, Selasa (07/02/2023) pagi menjelang siang. (foto : Zaki)
Natuna, SinarPerbatasan.com – Harga karet di Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), kembali anjlok di awal tahun 2023.
Demikian disampaikan oleh salah seorang petani karet asal Desa Batu Gajah, Kecamatan Bunguran Timur, Syamsul Bahri (56), saat ditemui oleh sinarperbatasan.com, di kebun miliknya di Dusun Meso, pada Selasa (07/02/2023) pagi.
Ia mengatakan, sebelum memasuki penghujung tahun, harga karet di Natuna terbilang cukup stabil, hingga mencapai harga Rp 12 ribu per kilogram. Namun dengan adanya kondisi cuaca ekstrem seperti saat ini, kini harga karet kembali melorot.
“Saat ini cuaca kurang mendukung masuk musim utara, angin kencang ditambah lagi hujan. Kapal-kapal barang juga terkendala cuaca untuk bongkar muat. Sekarang harga karet tinggal Rp 8 ribu per kilonya, itupun hanya waktu tertentu di beli,” ujar pria kelahiran Meranti, Provinsi Riau tersebut.
Kata Syamsul Bahri, selama musim angin utara, ia memutuskan untuk tidak menoreh pohon karet miliknya. Pasalnya kata dia, jika cuaca sering hujan dan berangin, akan merusak kualitas dan produksi getah karet.
“Kalau pas kita habis nyadap tiba-tiba hujan, kan terbuang juga getah yang sudah kita tampung itu. Dan kalau pas angin kencang, getahnya itu kadang nggak mau netes, karena dia kering duluan, atau beku sebelum netes ke wadahnya,” pungkas Syamsul Bahri.
Ia berharap kepada Pemerintah, agar dapat memperhatikan harga jual getah karet dari para petani. (Zaki)
Editor : Imam Agus