BerandaDaerahPetani Pisang di Natuna Keluhkan Harga Pupuk Mahal, Berharap Pemerintah Subsidi NPK

Petani Pisang di Natuna Keluhkan Harga Pupuk Mahal, Berharap Pemerintah Subsidi NPK

Tampak Solihin, salah seorang petani pisang di Kelurahan Batu Hitam, Kecamatan Bunguran Timur, Kabupaten Natuna, saat memberikan perawatan terhadap pohon pisangnya, Jum’at (27/01/2023) pagi. (foto : Udin)

Natuna, SinarPerbatasan.com – Petani pisang di Kecamatan Bunguran Timur, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), mengeluhkan tingginya harga pupuk di pasaran.

Hal itu di ungkapkan oleh Solihin, salah seorang petani pisang yang ada di daerah Gang Hamzah Yasin, Kelurahan Batu Hitam, Kecamatan Bunguran Timur, Kabupaten Natuna, saat ditemui sinarperbatasan.com di kebunnya, Jum’at (27/01/2023) pagi.

“Kalau masalah keluhan, pupuk bang, saat ini harganya mahal betul, terutama pupuk NPK,” ujar Solihin, seusai menyemprot gulma di area perkebunan pisang miliknya.

Kata Solihin, sebelumnya harga pupuk NPK berkisar antara Rp 10 ribu sampai Rp 12 ribu perkilogramnya. Kemudian naik lagi hingga mencapai Rp 17 ribu.

“Sekarang naik lagi, perkilo itu udah tembus Rp 20 ribu, bahkan ada yang jual sampai Rp 21 ribu, kan gila itu, tinggi betul naiknya,” keluh Solihin.

Kata dia, kenaikan harga pupuk tidak di di barengi dengan naiknya harga buah pisang. Pasalnya, sampai saat ini buah pisang yang ia jual ke pelanggan, masih sama dengan harga sebelum pupuk naik.

https://www.sinarperbatasan.com/wp-content/uploads/2024/03/WhatsApp-Image-2024-03-20-at-21.06.11-6.jpeg

“Saya jual pisang ulin pertandan itu Rp 50 ribu, paling mahal Rp 80 ribu, tergantung besar tandannya. Kalau pisang janten, paling murah itu Rp 80 ribu, yang paling mahal ada yang sampai Rp 120 ribu, itu yang kualitasnya super,” terang Solihin.

“Harga itu ya dari dulu segitu, kita mau menaikkan, otomatis pelanggan tetap keberatan, takutnya malah lari pulak pelanggannya nanti. Ya yang penting di telateni aja lah, dapat untung dikit yang penting lancar,” imbuh pria asal Lampung tersebut.

Bapak 3 orang anak itu menyebutkan, sejatinya banyak pupuk lain yang harganya lebih murah dari NPK. Namun, kualitas dan kegunaannya tidak sama dengan NPK.

“Kalau pupuk lain ya banyak yang lebih murah, kayak Urea, KCL, Ponska, TSP, itu harganya di bawah NPK. Tapi kan lain pupuk itu lain fungsinya, kalau NPK ini lengkap, dia itu pupuk majemuk, bisa untuk penyuburan batang dan perangsang buah,” katanya menjelaskan.

Ia berharap Pemerintah dapat memberikan subsidi terhadap pupuk NPK, karena pupuk tersebut sangat banyak digunakan oleh sebagian besar petani di Indonesia.

Solihin mengaku, saat ini hanya menanam 2 jenis pisang saja, yaitu jenis pisang ulin dan pisang janten. Sebelumnya Solihin pernah mencoba menanam pisang ambon dan cavendish, namun perawatannya relatif sulit, dan waktu panennya sedikit lebih lama dibanding dengan 2 jenis pisang yang ia budidayakan saat ini. (Udin)

Editor : Imam Agus

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -
Google search engine



Google search engine

Google search engine

Google search engine

Most Popular

Recent Comments

https://ibb.co/hBb6x82