BerandaADVERTORIALPeta Jalan Ketahanan Pangan Buton Tengah: Peluang dan Rencana Pengembangan di 7...

Peta Jalan Ketahanan Pangan Buton Tengah: Peluang dan Rencana Pengembangan di 7 Kecamatan

- Advertisement -

SINARPERBATASAN.COM, BUTON TENGAH—Dinas Pangan Kabupaten Buton Tengah terus berupaya mengembangkan kebijakan strategis dalam sektor pangan untuk lima tahun ke depan. Jumat, (21/02/2025).

Dengan mempertimbangkan potensi dan tantangan di tujuh kecamatan yang ada, Dinas Pangan menargetkan peningkatan produksi, distribusi yang lebih merata, serta diversifikasi pangan berbasis kearifan lokal.

Kepala Dinas Pangan Buton Tengah, Malik, menegaskan bahwa penguatan ketahanan pangan harus menjadi agenda utama dalam pembangunan daerah. 

“Kebijakan yang kami rancang akan berfokus pada pengembangan komoditas unggulan di setiap kecamatan. Ini mencakup pertanian, perikanan, serta pengolahan pangan berbasis bahan baku lokal,” ujarnya.

Namun, setiap kecamatan di Buton Tengah memiliki keunggulan masing-masing dalam sektor pangan. Misalnya, di Kecamatan Mawasangka Timur dan Kecamatan Mawasangka Tengah, komoditas pertanian seperti singkong dan jagung menjadi andalan. Sementara itu, di Kecamatan Gu dan Kecamatan Lakudo, sektor perikanan berpotensi dikembangkan lebih lanjut.

“Kita ingin memaksimalkan sumber daya yang ada di tiap kecamatan. Contohnya, di Mawasangka dan Talaga Raya, kita melihat potensi besar dalam pengolahan hasil laut dan pengembangan budidaya rumput laut. Ini bisa menjadi program unggulan ke depan,” jelas Malik.

Namun, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi, terutama terkait akses distribusi dan infrastruktur. 

“Salah satu kendala utama adalah jalur distribusi yang belum optimal. Masih ada daerah yang sulit dijangkau, sehingga harga bahan pangan bisa lebih tinggi di beberapa kecamatan,” tambahnya.

https://www.sinarperbatasan.com/wp-content/uploads/2024/03/WhatsApp-Image-2024-03-20-at-21.06.11-6.jpeg

Untuk mengatasi tantangan ini, Dinas Pangan merancang kebijakan yang mencakup beberapa aspek penting. Pertama, penguatan infrastruktur pangan, termasuk pembangunan gudang penyimpanan dan jalur distribusi yang lebih baik. Kedua, pengembangan teknologi pertanian dan perikanan untuk meningkatkan hasil panen dan produksi.

“Kami juga akan mendorong program pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan pengolahan pangan berbasis lokal. Dengan begitu, masyarakat tidak hanya menjadi produsen, tetapi juga mampu mengolah hasil pertanian dan perikanan mereka menjadi produk bernilai tambah,” kata Malik.

Selain itu, pemerintah daerah akan bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk sektor swasta dan akademisi, untuk memastikan kebijakan ini dapat berjalan secara optimal. 

“Sinergi antar sektor menjadi kunci keberhasilan kebijakan pangan kita. Dengan kolaborasi yang baik, kita bisa mewujudkan Buton Tengah yang lebih mandiri dalam ketahanan pangan,” tuturnya.

Dalam lima tahun ke depan, Dinas Pangan menargetkan peningkatan produksi pangan sebesar 20 persen dan penurunan angka kerawanan pangan di daerah terpencil. 

“Kami ingin memastikan bahwa masyarakat Buton Tengah tidak hanya cukup pangan, tetapi juga mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi,” ujar Malik.

Dengan kebijakan yang tepat dan dukungan dari seluruh elemen masyarakat, pengembangan sektor pangan di Buton Tengah diyakini akan semakin maju. 

“Kami berharap, lima tahun ke depan, Buton Tengah bisa menjadi daerah yang mandiri pangan dan mampu menyejahterakan masyarakat melalui sektor ini,” tutupnya. (Adv)

Reporter: Sadly

- Advertisement -
RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -
Google search engine

Google search engine


Google search engine

Google search engine

Google search engine

Most Popular

Recent Comments

https://ibb.co/hBb6x82

Dilindungi Hak Cipta!!