Wabup Natuna Rodhial Huda, saat memimpin rapat dengan Tim Aju dan Protokoler Kementerian KP, untuk membahas rencana kedatangan Menteri Wahyu Trenggono.
Natuna, SinarPerbatasan.com – Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, Sakti Wahyu Trenggono, dijadwalkan akan melaksanakan kunjungan kerja (kunker) ke Kabupaten Natuna pekan ini.
Namun demikian, rencana kedatangan orang nomor wahid di Kementerian KP ini menuai respon kurang baik. Sebab, kunjungan kilatnya dinilai tidak akan memberi manfaat bagi masyarakat, khususnya nelayan.
Dari Hasil pertemuan Tim Aju dan Protokoler Kementerian bersama Pemda Natuna, Senin (17/10/2022) kemarin, diketahui bahwa Wahyu Trenggono akan berada di Natuna mulai tanggal 19-20 Oktober 2022.
Akan tetapi, sangat disayangkan, jauh-jauh datang ke Natuna, pejabat negara ini hanya akan melaksanakan Focus Grup Discussion (FGD) serta bersih-bersih sampah selama belasan menit di pantai Piwang.
Menteri Kelautan dan Perikanan ke-delapan RI yang dilantik Presiden Jokowi ini, tidak akan melaksanakan pertemuan dan dialog dengan masyarakat guna membahas isu terkini.
“Pak menteri tiba di Natuna pada Rabu 19 Oktober, sore harinya akan diadakan FGD di kantor bupati. Kemudian besok paginya bersih-bersih di pantai Piwang, selanjutnya kembali lagi ke Jakarta,” ujar Irfansyah, Tim Aju Kementerian KP.
Selain pelaksanaan gotong royong yang singkat, pemilihan lokasi juga dinilai kurang tepat, pantai piwang merupakan area terawat lantaran dibersihkan secara rutin.
Menanggapi hal ini, Wakil Bupati Natuna Rodhial Huda tampak berang. Menurutnya, ekspektasi Pemda dan masyarakat terkait kedatangan Menteri KP jauh lebih besar.
“Acaranya biasa-biasa saja, kami ingin sesuatu yang wah. Kedatangan menteri ini harusnya jauh lebih bermanfaat bagi kami dan nelayan,” ujarnya.
Rodhial sangat menyayangkan, jika kunker Menteri KP tidak membawa manfaat bagi masyarakat. Padahal, banyak hal penting lainnya harus dibahas dan kewenangannya di tingkat pusat
Ia menilai, kedatangan Menteri akan lebih bermanfaat jika dilakukan dialog bersama masyarakat nelayan. Ini penting untuk membahas berbagai persoalan di laut Natuna.
“Jelaskan kepada masyarakat mengenai masalah penangkapan terukur, pelanggaran batas wilayah tangkap, persoalan coast guard cina dan vietnam. Menteri harus menyampaikan ini”.
Ia menyarankan agar agendanya dialihkan ke Sedanau. Nantinya, disana bisa dilaksankan kegiatan gotong royong, FGD, dan berdialog langsung dengan masyarakat.
“Sedanau itu pusat budidaya perikanan terbesar di Natuna. Kita langsung ekspor ke Hongkong. Makanya pak menteri harus lihat ini, begitu juga dengan SKPT di selat lampa”, tukasnya.
Sementara itu, protokoler Kementerian, Heti, menjelaskan, rangkaian kunjungan rombongan Menteri KP diawali dari Tanjungpinang, Anambas dan Natuna.
“Ini masalahnya waktu pak menteri sangat singkat. Karena itu, beliau hanya akan melaksanakan kegiatan sesuai dengan agenda”.
Dikatakannya, pada hari Kamis (20/1/2022) pagi, Menteri KP sudah harus kembali ke Jakarta, untuk melakukan pertemuan dengan Presiden Jokowi. (Mzn)