Tampak Kepala Desa Batu Gajah, Kurniawan Sindro Utomo alias Kur, saat mengolah sagu menjadi makanan khas Natuna, Minggu (29/01/2023) pagi. (foto : Zaki)
Natuna, SinarPerbatasan.com – Ketahanan pangan merupakan suatu kondisi terpenuhinya kebutuhan pangan bagi rumah tangga, yang tercermin dari tersedianya pangan secara cukup, baik dari jumlah maupun mutunya.
Untuk itu, demi tercapainya kelangsungan hidup yang cukup, salah seorang Kepala Desa yang ada di Kabupaten Natuna, tepatnya di Desa Batu Gajah, Kecamatan Bunguran Timur, turut ikut serta bersama masyarakat untuk mengolah sagu menjadi bahan pokok makanan, sebagai pengganti nasi.
Kepala Desa Batu Gajah, Kurniawan Sindro Utomo atau yang akrab disapa Kur mengatakan, hal ini ia lakukan karena memang sejak kecil ia bersama keluarganya sudah terbiasa hidup sederhana, dan sering mengkonsumsi makanan yang terbuat dari sagu.
“Sagu ini makanan turun-temurun kita (suku melayu, red) dari jaman penjajahan dulu, jadi warga kita kalau lagi tak ada beras dirumah, bisa jadikan ini sebagai makanan pengganti,” ucap Kur, kepada sinarperbatasan.com, Minggu (29/01/2023) pagi, di lokasi pengolahan sagu di Desa Batu Gajah.
Selain di konsumsi untuk kebutuhan sendiri, sagu yang telah diolah menjadi sagu mentahan maupun sagu butir itu, juga kerap di jual kepada masyarakat, baik masyarakat setempat maupun masyarakat luar Batu Gajah.
Proses pengolahan sagu terbilang cukup rumit dan memakan waktu cukup lama. Sebab, mulai dari menebang pohon sagu, mengupas kulit pohon sagu, memarut, menyaring sari pati sagu, hingga proses pengolahan menjadi makanan, dilakukan dengan cara manual dan tradisional.
Tak tanggung-tanggung, waktu yang dibutuhkan untuk memproses pohon sagu hingga siap untuk di konsumsi, memakan waktu hingga lebih dari 5 hari.
“Hasil olahan sagu nantinya bisa kita jual, atau kita tukarkan (barter) dengan barang atau makanan lain,” jelas Kur.
Sebagai pemimpin ujung tombak ditingkat Desa, Kur turut menghimbau kepada warganya, agar bijak dalam menghadapi cuaca ekstrem dan kondisi ekonomi saat ini.
Untuk itu, pria yang hobi bercocok tanam itu mengajak seluruh masyarakat, khususnya warga di Desa Batu Gajah, agar dapat memanfaatkan potensi alam yang ada, untuk mendukung ketahanan pangan keluarga.
“Sagu adalah salah satu sumber karbohidrat dan protein tinggi yang dibutuhkan oleh manusia, yang dapat kita manfaatkan sebagai ketahanan pangan. Jadi tidak harus selalu bergantung dengan nasi,” jelas pria yang sebelumnya menjabat sebagai Ketua Rukun Warga (RW) di Desa Batu Gajah tersebut.
Di Kabupaten Natuna sendiri, sagu biasanya di olah menjadi berbagai makanan khas daerah tersebut, seperti tabel mando, tabel aruk, tipeng, sagu butir, lakse hingga mie sagu. (Zaki)
Editor : Imam Agus