Pjs. Bupati Natuna, dr. Rika Azmi, saat bertemu dengan warga Dusun Gunung Air Makan, Kelurahan Ranai Darat, Kecamatan Bunguran Timur.
Natuna, SinarPerbatasan.com – Peristiwa kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), masih menjadi momok bagi sebagian besar wilayah di Pulau Bunguran Besar, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).
Demikian disampaikan oleh Kepala Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Natuna, Syawal Shaleh. Kata dia, saat musim kemarau tiba, sejumlah wilayah di Natuna menjadi langganan Karhutla.
Untuk itu, Syawal menghimbau kepada seluruh Pemerintah Desa dan Masyarakat, agar dapat berperan aktif dalam melakukan pencegahan Karhutla.
“Jika ada kebakaran hutan atau lahan, sebaiknya masyarakat bersama aparatur Pemerintah Desa, segera melakukan upaya pemadaman awal, sembari menunggu petugas pemadam tiba di lokasi kebakaran,” himbau Syawal kepada masyarakat melalui awak media, saat ditemui diruang kerjanya, Jum’at (18/10/2024) pagi.
Syawal juga menghimbau, agar Pemerintah Desa di Natuna, khususnya yang berada di wilayah rawan Karhutla, dapat menyiapkan peralatan untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran, secara mandiri.
“Misalnya bisa disisihkan dari Dana Desa (DD), untuk membeli mobil tangki yang di lengkapi mesin alkon atau mesin portable pemadam api. Nanti teknisnya bisa berkonsultasi dengan Inspektorat, agar tidak menyalahi aturan,” saran Syawal.
Hal ini, sambung Syawal, sudah di lakukan oleh beberapa Desa yang ada di Kepri, salah satunya di Kabupaten Bintan.
“Kalau di Natuna belum ada Desa yang memiliki alat untuk pencegahan kebakaran. Ini harus mulai di pikirkan untuk kedepannya,” imbuhnya.
Mantan Camat Pulau Tiga itu mengungkapkan, sampai sejauh ini Dinas Damkar Natuna belum memiliki posko penanggulangan bencana kebakaran, yang berdiri di Desa-desa. Minimnya anggaran menjadi alasan mereka, untuk mendirikan posko pencegahan kebakaran.
“Karena kalau ada posko di Desa, tentunya personil kita harus stanby disana secara bergantian. Itu membutuhkan biaya operasional yang besar, untuk transportasi mereka, makan minum mereka dan lain-lainnya. Kemudian personil kita juga terbatas,” katanya.
Dalam waktu dekat ini, pihaknya juga akan turun ke masyarakat, untuk memberikan sosialisasi mengenai pencegahan dan penanganan kebakaran.
“InsyaAllah akhir tahun ini kita akan turun mensosialisasikan cara penanganan jika terjadi kebakaran, kepada masyarakat. Kita akan praktek langsung, bagaimana cara menggunakan apar, dan bagaimana menangani jika terjadi ledakan kompor gas, atau bagaimana menangani jika terjadi kebakaran hutan dan lahan,” pungkas Syawal.
Menanggapi hal ini, Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Natuna, dr. Rika Azmi, mengaku sangat mendukung upaya yang dilakukan oleh Damkar Natuna, dalam rangka mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di daerah ujung utara Indonesia tersebut.
Menurut Rika Azmi, peran Pemerintah Desa (Pemdes) dan masyarakat, sangat dibutuhkan, dalam melakukan antisipasi dini terhadap terjadinya Karhutla yang semakin meluas.
“Ya karena seperti yang kita ketahui, personil kita di Damkar kan sangat terbatas, mereka tidak selalu berada ditempat-tempat rawan kebakaran hutan dan lahan. Artinya yang paling berperan untuk melakukan antisipasi dini, ya Desa dan masyarakat,” ucap Rika Azmi.
Rika Azmi meminta kepada seluruh Pemerintah Desa yang ada di Kabupaten Natuna, agar aktif mensosialisasikan bahaya Karhutla ke warganya, serta meminta masyarakat untuk sadar akan adanya potensi terjadinya Karhutla diwilayah mereka masing-masing.
Berikut nomor telepon Dinas Damkar Natuna yang bisa di hubungi 24 jam, ketika terjadi kebakaran, 07733113. (Advertorial)
Laporan : Erwin Prasetio