Tampak stok ikan segar milik pedagang di kawasan Ranai, Kecamatan Bunguran Timur, sangat terbatas, Rabu (22/02/2023) pagi. (foto : Udin)
Natuna, SinarPerbatasan.com – Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), saat ini sedang di landa cuaca ekstrem, yaitu berlangsungnya musim angin utara.
Dimana saat musim angin utara, angin akan berhembus cukup kencang, yang disertai hujan dan petir. Bahkan gelombang di laut bisa mencapai 1 hingga 2,5 meter.
Hal itu membuat banyak nelayan tradisional di Kabupaten Natuna, tidak dapat pergi melaut, untuk menangkap ikan.
Dampaknya, stok ikan segar menjadi terbatas, yang berbuntut dengan melambungnya harga ikan di pasaran.
“Ikan mahal sekali saat ini, ngalahin harga daging ayam harganya,” ucap Fani (30), salah seorang ibu rumah tangga asal Air Kolek, Kelurahan Ranai, Kecamatan Bunguran Timur, saat ditemui sinarperbatasan.com, Rabu (22/02/2023) pagi.
Kata Fani, kenaikan harga ikan segar di sekitar kawasan Ranai, mencapai dua kali lipat harga biasanya, bahkan lebih.
“Ikan tambak (ikan karang, red) biasanya sekilo cuma Rp 15 ribu, paling mahal Rp 20 ribu, ini sampai Rp 30 ribu, ada juga yang jual Rp 35 ribu, kan mahal kali,” keluh Fani.
Sementara itu Sariah, salah seorang pedagang ikan di Ranai menyebutkan, bahwa mahalnya harga ikan lantaran stok ikan di pasaran tidak banyak. Hal itu di sinyalir akibat banyaknya nelayan yang tidak bisa pergi melaut.
“Musim kayak gini memang mahal ikan bang, kami ambil dari nelayan saja sudah mahal, mau jual murah ya nggak bisa,” ucap Sariah.
Ia menyebutkan, kondisi ikan mahal ini diperkirakan akan bertahan hingga akhir bulan Februari 2023.
“Kalau musim utara udah habis, nanti harga ikan juga turun lagi, nggak selamanya mahal,” tandas dia. (Udin)
Editor : Imam Agus
