Gubernur Kepri, Ansar Ahmad, saat menyapa para pelajar dan warga di Kecamatan Bunguran Timur Laut, Kabupaten Natuna, Kamis (12/09/2024) kemarin.
Natuna, SinarPerbatasan.com – Mahalnya harga tiket pesawat dari dan ke Natuna, selalu menjadi keluhan bagi masyarakat. Hal ini tentunya menjadi Pekerjaan Rumah (PR) bagi pemerintah daerah Kabupaten Natuna, serta Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).
Gubernur Kepri, Ansar Ahmad, mengatakan, jika dirinya sudah sering kali meminta bantuan kepada Pemerintah Pusat, melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub), agar harga tiket pesawat dari dan ke Natuna dapat ditekan lebih rendah. Namun, Ansar mengaku belum mendapatkan respon yang memuaskan, dari sang Menteri.
“Sampai saat ini memang belum berhasil, ya. Saya sudah beberapa kali jumpa Pak Menhub, tapi Pak Menteri hanya senyum-senyum aja gitu,” beber Ansar Ahmad, ketika ditemui sejumlah awak media, Kamis (12/09/2024) kemarin di Bunguran Tengah.
Padahal, kata Ansar, dirinya sudah sering menyampaikan, jika harga tiket pesawat ke Natuna masih mahal, akan membebani masyarakat, serta para investor yang ingin berinvestasi di Kabupaten Natuna.
“Ya penyebabnya kita nggak tau, ya kita do’akan aja,” ucap Ansar.
Menurut Ansar, jika ingin harga tiket pesawat dari dan ke Natuna bisa ditekan, harus ada pembangunan bandara baru khusus untuk sipil. Agar bandara baru dapat segera terwujud, salah satu solusinya adalah dengan menjadikan Natuna sebagai daerah setingkat Provinsi.
“Makanya kita dorong terus supaya Natuna ini jadi Provinsi sendiri, supaya lebih kuat, lebih fokus. Saya sudah berikan rekomendasi (usulan pemekaran Provinsi Natuna-Anambas, red) sudah saya tandatangani,” kata Ansar.
Politisi Partai Golkar itu mengaku, sangat mendukung adanya Pemekaran Provinsi Khusus Natuna-Anambas. Sebab, hal ini tentunya demi kemajuan daerah.
“Biasanya kepala daerah lain, karena pemekaran mengurangi wilayah, biasanya nggak dukung. Tapi saya pertama didepan mendukung, saya ingin daerah kita semua maju. Karena membiayai daerah seluas kepulauan ini, kan nggak gampang,” tandas Ansar.
“Kita jalan, tapi jalannya lambat, kita mau lari cepat. Makanya Provinsi (Natuna-Anambas) itu harus lahir,” pungkasnya.
Laporan : Erwin Prasetio