BerandaDaerahHarga Sayuran di Pasar Natuna Melejit, Terong Tembus Rp 25 Ribu Perkilo

Harga Sayuran di Pasar Natuna Melejit, Terong Tembus Rp 25 Ribu Perkilo

Salah seorang pedagang sayuran di pasar tradisional Ranai, saat melayani pembeli, pada Minggu (26/02/2023) pagi. (foto : Zaki)

Natuna, SinarPerbatasan.com – Harga sejumlah sayur-mayur di pasar tradisional Ranai, Kecamatan Bunguran Timur, Kabupaten Natuna, mengalami kenaikan yang cukup signifikan.

Harga sayur yang mengalami kenaikan sangat tinggi yaitu terong. Sayuran lonjong berwarna ungu itu kini harganya mencapai Rp 25 ribu perkilogramnya. Padahal, jika di hari biasanya harga terong hanya berkisar antara Rp 10 ribu, dan paling mahal Rp 15 ribu perkilogram.

“Iya, terong memang susah didapat, bang, kalau pun ada petani yang jual, pasti udah berebut,” terang Sukardi, salah seorang pedagang sayuran yang ditemui sinarperbatasan.com, Minggu (26/02/2023) pagi.

Pria yang akrab disapa Pakde itu mengatakan, selain terong, harga sayuran yang ikut melejit diantaranya gambas, pare dan mentimun. Sama dengan harga terong, gambas dan pare perkilonya dijual dengan harga Rp 25 ribu. Padahal biasanya paling mahal hanya Rp 15 ribu.

https://www.sinarperbatasan.com/wp-content/uploads/2024/03/WhatsApp-Image-2024-03-20-at-21.06.11-6.jpeg

Kemudian untuk harga mentimun, yang biasanya hanya sekitar Rp 8 ribu sampai Rp 10 ribu, kini naik menjadi Rp 15 ribu rupiah.

“Sayuran lain seperti kangkung, sawi dan bayam juga naik. Memang harga per ikatnya tetap Rp 2 ribu, tapi ukuran ikatannya agak kecil dari biasanya,” katanya.

Naiknya harga sayuran diduga dipicu karena banyaknya petani di Natuna yang mengalami gagal panen, akibat cuaca ekstrem diwilayah tersebut yang belum usai.

“Memang susah sekarang, bang, sayuran itu banyak yang nggak jadi, mungkin karena sering hujan. Terong pun banyak busuk, makanya terong di pasar langka sekarang,” terang Diar, salah seorang petani sayuran yang ditemui sinarperbatasan.com di Ranai.

Selain sering diguyur hujan, cuaca ekstrem ini juga menyebabkan banyaknya bermunculan hama perusak tanaman.

“Ya contohnya ulat dan siput itu, kalau cuaca mendung dan hujan kayak gini, banyak ulat dan siput yang keluar dan makan daun tanaman,” tuturnya. (Zaki)

Editor : Imam Agus

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -
Google search engine



Google search engine

Most Popular

Recent Comments

https://ibb.co/hBb6x82