BerandaDaerahDi Tanya soal Budidaya Kopi Luwak, Kades Perangat Baru Terkesan Menghindar, Ada...

Di Tanya soal Budidaya Kopi Luwak, Kades Perangat Baru Terkesan Menghindar, Ada Apa ?

Kampung Kopi Luwak, sebuah perkebunan kopi yang dikelola oleh Pemerintah Desa Perangat Baru, Kecamatan Marangkayu, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kaltim.

Kutai Kartanegara, SinarPerbatasan.com – Pemerintah Desa Perangat Baru, Kecamatan Marangkayu, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), telah membuat program perkebunan budidaya kopi luwak, yang diberi nama Kampung Kopi Luwak.

Ada sekitar kurang lebih 25 hektar lahan yang telah ditanami kopi, yang nantinya akan di olah menjadi kopi luwak, dengan citra rasa yang khas.

Awak media sinarperbatasan.com pun ingin menggali lebih dalam, terkait potensi dan pengelolaan Kampung Kopi Luwak, yang di lakukan oleh Pemerintah Desa Perangat Baru, dibawah pimpinan Kepala Desa (Kades), Fitriati.

Tepatnya pada Kamis (16/11/2023) kemarin, sekitar pukul 10:00 WITA, awak media sinarperbatasan.com ingin menjumpai sang Kades di kantornya. Namun sejumlah staf Kantor Desa yang sedang duduk di Kantor Desa Perangat Baru menuturkan, jika sang Kades belum masuk kantor.

“Ibu Kades masih dirumahnya, belum masuk kantor,” jawab salah seorang staf kantor Desa Perangat Baru, ketika ditanya oleh wartawan.

Sekitar 30 menit sang Kades tidak juga tiba di kantor, awak media pun mencoba untuk mendatangi ke kediaman sang Kades. Setibanya dirumah Kades, ada seorang Ibu yang sedang berada di toko, dan mengaku sebagai orang tua si Kades, dan mengatakan jika anaknya (Fitriati) sedang mandi. Ibu itu pun menyarankan agar awak media menemui Fitriati di kantor Desa.

“Beliau lagi mandi, nanti ketemu di kantor saja,” ujar sang Ibu tersebut, yang tidak ingin menyebutkan namanya.

Tidak lama berselang, datang seorang Sekretaris Desa (Sekdes) Perangat Baru, dan bertanya kepada awak media terntang tujuan menemui sang pimpinannya tersebut. Awak media pun menjawab, ingin konfirmasi mengenai pengelolaan Kampung Kopi Luwak. Namun sang Sekdes menyarankan agar awak media menanyakan langsung kepada Kadesnya.

“Kalau soal itu, Bapak langsung saja ketemu Ibu Kades, karena beliau yang lebih tau,” jawab si Sekdes.

Setelah menunggu hingga satu jam, sang Kades yang ditunggu-tunggu, tak juga menampakkan batang hidungnya. Awak media ini pun beranggapan, jika sang Kades memang sengaja ingin menghindar dari wartawan.

https://www.sinarperbatasan.com/wp-content/uploads/2024/03/WhatsApp-Image-2024-03-20-at-21.06.11-6.jpeg

Lalu pertanyaannya ada apa, sehingga Kades Fitriati terkesan alergi dengan kehadiran wartawan ?. Padahal wartawan hanya ingin mengkonfirmasi terkait program kerja dan masalah pengelolaan budidaya kopi luwak.

Terpisah salah seorang warga berinisial L, saat di hubungi wartawan ini melalui telepon genggamnya, mengaku jika Kades Perangat Baru, memang agak sedikit “takut” dengan wartawan.

Tujuan awak media sinarperbatasan.com untuk menjumpai Kades Fitriati, yaitu ingin mengkonfirmasi sumber dana yang digunakan oleh Pemerintah Desa Perangat Baru, apakah dari Dana Desa (DD) atau dari Alokasi Dana Desa (ADD), dan berapa total anggaran yang telah digelontorkan untuk mengolah perkebunan kopi luwak di Desa mereka. Sebab, dana yang di pakai merupakan uang negara, dan masyarakat tentu ingin tahu tentang penyerapannya secara transparan.

Informasi yang berhasil dihimpun awak media ini, bahwa perkebunan kopi luwak yang rencananya akan di garap seluas 60 hektar, dan sudah dikelola sekitar 25 hektar. Sementara dari 25 hektar tersebut, yang sudah berproduksi sekitar 2 hektar.

Beredar kabar, jika perkebunan kopi di Kampung Kopi Luwak tersebut, di kelola langsung oleh Pemerintah Desa Perangat Baru, dibawah komando Fitriati.

Jika benar, artinya program peningkatan usaha perkebunan tersebut, belum di serahkan ke Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Perangat Baru, yang mestinya menjadi lembaga untuk melaksanakan tugas dan fungsi sebagai pengelolaan keuangan sumber daya unit usaha di tingkat Desa.

Usaha budidaya kopi luwak di Desa Perangat Baru tersebut, juga mendapat dukungan dari Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara, berupa pembangunan rumah produksi, tempat penjemuran kopi, pengerasan jalan ke lokasi perkebunan, pembangunan embung serta 10 ekor binatang luwak (sejenis musang) untuk proses produksi biji kopi luwak.

Hingga berita ini di publikasikan, Kades Perangat Baru, Fitriati, belum berhasil ditemui untuk di konfirmasi oleh awak media sinarperbatasan.com, terkait pengelolaan Kampung Kopi Luwak, yang kabarnya produk mereka telah menembus pasar domestik hingga mancanegara, salah satunya Australia. (Safrudin Riwu)

Editor : Imam Agus

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -
Google search engine



Google search engine

Google search engine

Google search engine

Most Popular

Recent Comments

https://ibb.co/hBb6x82