Pelabuhan perikanan di Pering, Kelurahan Bandarsyah, Kecamatan Bunguran Timur, Kabupaten Natuna, tampak sangat sepi dari aktivitas nelayan maupun warga yang hendak membeli ikan dari nelayan, Kamis (02/03/2023) pagi. (foto : Udin)
Natuna, SinarPerbatasan.com – Suasana sepi terlihat di pelabuhan tambatan perahu nelayan di daerah Pering, Kelurahan Bandarsyah, Kecamatan Bunguran Timur, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), pada Kamis (02/03/2023) pagi.
Padahal, dihari biasanya selalu ramai dipenuhi aktivitas para nelayan, maupun warga yang hendak membeli ikan dari nelayan.
Hal ini diduga akibat masih berlangsungnya cuaca ekstrem yang melanda wilayah Kabupaten Natuna, sehingga banyak nelayan yang enggan untuk turun melaut.
“Mana lah ada orang kelaut cuaca kayak gini, mereka (nelayan, red) pada istirahat,” ujar Luspizal Yanto (30), salah seorang nelayan asal Kelurahan Ranai, Kecamatan Bunguran Timur, yang ditemui awak media sinarperbatasan.com di Pelabuhan Pering, pada Kamis (02/03/2023) pagi.
Kata Luspi, selama musim angin utara berlangsung, banyak nelayan tradisional yang memutuskan untuk menghentikan aktivitas melaut, hingga kondisi cuaca mulai stabil.
“Pokok kalau musim angin utara, rata-rata nelayan tidak akan ke laut, karena sangat beresiko. Saya aja udah hampir dua minggu tak ke laut. Kemarin sempat bagus cuaca, ini mulai lagi,” jelas Luspi.
Dengan banyaknya nelayan yang tidak bisa menangkap ikan di laut, harga ikan dipasaran menjadi mahal.
“Sudah dari dulu kalau musim angin kencang gini, ikan pasti mahal. Wajar, karena stok ikan terbatas. Tapi nanti kalau udah banyak, pasti akan turun lagi harganya,” pungkasnya. (Udin)
Editor : Imam Agus
