Tampak warga di Desa Sebadai Hulu, Kecamatan Bunguran Timur Laut, Kabupaten Natuna, saat membersihkan kebun cengkeh mereka dari gulma, agar memudahkannya saat memanen nanti, Rabu (18/01/2023) pagi. (foto : Udin)
Natuna, SinarPerbatasan.com – Cengkeh merupakan salah satu hasil komoditi pertanian yang ada di daerah Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).
Saat ini, pohon cengkeh di Natuna sudah memasuki masa berbunga. Tidak lama lagi, petani cengkeh sudah bisa mulai memanen hasilnya.
“Insya Allah pertengahan bulan Februari atau awal Maret sudah bisa dipetik,” ucap Sugianto, warga Desa Sebadai Hulu, Kecamatan Bunguran Timur Laut, yang ditemui sinarperbatasan.com saat membersihkan kebun cengkeh miliknya, Rabu (18/01/2023) pagi.
Kata Sugianto, memanen cengkeh tidak harus menunggu sampai bunganya pecah benang sari. Sehingga tidak membutuhkan waktu lama untuk memanen, jika bunga cengkeh sudah mulai nampak bermunculan.
“Cengkeh itu kan yang di panen bunga yang belum mekar itu, sebelum mekar harus cepat kita panen, kalau sudah mekar, ringan nanti cengkehnya. Dan bukan buahnya yang kita panen itu. Makanya kalau udah kelihatan bunga seperti ini (putik kecil), itu tidak lama lagi sudah boleh dipetik,” terang Sugi (sapaan akrabnya).
Ia menambahkan, jika sudah mulai memasuki masa panen, petani harus segera memanen habis putik cengkeh yang ada di batang, untuk menghindari kerontokan bunga, sebelum bunga tersebut menjadi bakal buah.
Ditambahkan Sugi, untuk mendapatkan 1 kilogram cengkeh kering, dibutuhkan sekitar 3 kilogram cengkeh basah yang baru dipetik.
Harga untuk cengkeh kering sendiri, berkisar antara Rp 80-100 ribu perkilogramnya. Sementara harga untuk cengkeh basah yang sudah di repis (dipisahkan dari tangkainya), hanya Rp 20 ribu perkilogramnya.
“Kalau udah kering, tangkai cengkehnya pun laku, biasanya orang ambil Rp 5 ribu sekilo. Daunnya juga laku dijual, untuk disuling menjadi minyak cengkeh,” pungkasnya. (Udin)
Editor : Imam Agus
