BerandaSULAWESIButon TengahCen Sui Lan Ukir 2 Sejarah, Bupati Natuna 2 Periode Masih Misteri...

Cen Sui Lan Ukir 2 Sejarah, Bupati Natuna 2 Periode Masih Misteri ?

Cen Sui Lan dan Jarmin, pasangan Bupati Natuna terpilih periode 2025-2030 versi hitung cepat.

Natuna, SinarPerbatasan.com – Pemilihan Calon Bupati dan Wakil Bupati Natuna tahun 2024, telah selesai dilaksanakan, pada Rabu (27/11/2024) siang.

Dalam Pilkada Natuna tahun ini, terdapat 2 pasangan kandidat, pertama, ada pasangan Cen Sui Lan – Jarmin (Cermin) yang memperoleh nomor urut 1. Kemudian pasangan Wan Siswandi – Rodhial Huda (WSRH), dengan nomor urut 2.

Dalam hasil Quick Count atau hitung cepat, Pasangan Cermin berhasil mengungguli WSRH, dengan selisih 2.053 suara. Paslon dengan jargon ‘Bupati Baru Natuna Maju’ itu, sukses meraup 24.485 suara, atau sekitar 52,19 persen. Sementara rivalnya WSRH, hanya mengumpulkan 22.432 suara, atau sekitar 47,81 persen. Dari hasil quick count, total suara sah pada Pilkada Natuna tahun ini, sebanyak 46.917.

Secara keseluruhan, paslon Cermin berhasil menang tipis 4,38 persen suara, dari 142 TPS se-Kabupaten Natuna. Meski datang sebagai penantang calon petahana, namun Cermin berhasil mendominasi perolehan suara di sejumlah wilayah di Natuna, dari 17 Kecamatan yang ada.

Jika hasil ini tidak berubah hingga penetapan oleh KPU Natuna melalui rapat pleno beberapa hari kedepan, sudah bisa dipastikan jika Cen Sui Lan berhasil mengukir 2 sejarah sekaligus, pada perebutan tampuk Kepemimpinan di Bumi Laut Sakti Rantau Bertuah.

Pertama, tentu saja Cen Sui Lan akan menjadi wanita pertama yang menjadi Bupati Natuna. Sejarah lainnya yang berhasil ditorehkan, Cen Sui Lan menjadi Bupati Natuna pertama dari etnis Tionghua.

Selain 2 sejarah diatas, Cen Sui Lan juga berkesempatan untuk membukukan sejarah ke 3, yaitu jika pada Pilkada tahun 2029 mendatang, ia kembali terpilih sebagai Bupati Natuna periode 2030-2035. Sebab seperti diketahui dalam sejarah Pilkada Natuna, belum pernah ada Bupati yang berhasil menjabat 2 periode secara beruntun.

https://www.sinarperbatasan.com/wp-content/uploads/2024/03/WhatsApp-Image-2024-03-20-at-21.06.11-6.jpeg

Sebenarnya, pasangan WSRH memiliki kesempatan untuk dapat mengukir sejarah itu, dengan menjabat sebagai pasangan Bupati Natuna selama 2 periode berturut-turut. Namun, nampaknya sejarah itu kini masih menjadi misteri, yang belum bisa terpecahkan oleh para perebut kekuasaan di daerah ujung utara NKRI ini.

Memang, hasil hitung cepat tidak bisa menjadi acuan 100 persen, sebelum hasil resmi yang di umumkan oleh KPU Natuna melalui rapat pleno. Namun, hasil quick qount biasanya tidak jauh berbeda dengan hasil resmi dari KPU.

Artinya, selangkah lagi Cen Sui Lan dan Jarmin, akan menjadi Pemimpin ke-7 periode 2025-2030, di Daerah yang dulu bernama Pulau Tujuh tersebut.

Ada yang menarik pada Pilkada tahun ini, dimana terdapat 142 TPS yang tersebar di seluruh Kabupaten Natuna. Jika masing-masing angka tersebut di jumlahkan, maka hasilnya adalah 7 (1+4+2=7). Dimana kandidat pemenang Pilkada tahun ini, akan menjadi Bupati Natuna ke-7 dari hasil pemilihan secara langsung.

Kemudian, seperti diketahui, saat ini Kecamatan di Kabupaten berjuluk Mutiara Diujung Utara Indonesia itu, berjumlah 17. Terdapat 2 satuan angka, yaitu 1 dan 7. Jika dikaitkan, seperti memberi kode, jika calon nomor urut 1 akan menjadi Bupati ke-7. Wallahualam Bissawab (Hanya Allah yang lebih mengetahui Kebenaran sesungguhnya) .

Namun sebagai umat beragama, kita semua harus meyakini, bahwa setiap yang terjadi di dunia ini, adalah berkat kehendak dari Tuhan Yang Maha Esa. Termasuk dalam Pemilihan Calon Kepala Daerah, setiap yang menang merupakan kehendak dari sang Maha Kuasa, karena tanpa seizinnya, semua itu mustahil akan terjadi.

Pesan penulis, siapapun yang menang jangan pernah merasa Jumawa, harus tetap rendah hati. Sementara bagi yang belum beruntung, harus bisa berlapang dada, dan meyakini jika ini semua adalah rencana Tuhan, yang tidak satupun manusia dapat melawan takdir Illahi.

Kepada seluruh masyarakat Natuna, harus kembali bersatu, jangan sampai terpecah belah karena berbeda pilihan. Menang kalah dalam sebuah kontestasi adalah hal biasa, menjaga persatuan dan kerukunan pasca Pilkada, adalah harga mati. Saatnya kita kembali bersatu, membangun bersama Natuna yang lebih maju dan sejahtera. Salam demokrasi damai.

Oleh : Erwin Prasetio

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -
Google search engine



Google search engine

Google search engine

Google search engine

Most Popular

Recent Comments

https://ibb.co/hBb6x82