BerandaDaerahBatu Gajah ‘Kecipratan’ Tambatan Perahu dari Aisyah Senilai Rp 500 Juta

Batu Gajah ‘Kecipratan’ Tambatan Perahu dari Aisyah Senilai Rp 500 Juta

Cen Sui Lan alias Aisyah, saat meninjau pembangunan tambatan perahu dan pelantar jalan warga di Desa Batu Gajah, pada Senin (07/10/2024) sore.

Natuna, SinarPerbatasan.com – Desa Batu Gajah, di Kecamatan Bunguran Timur, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), adalah salah satu Desa yang ikut merasakan manisnya program pembangunan yang di perjuangkan oleh mantan Anggota Komisi V DPR RI Dapil Kepri, Cen Sui Lan alias Aisyah.

Dalam dua tahun terakhir berturut-turut, Batu Gajah mendapat sejumlah bantuan dari dana aspirasi Aisyah, ketika masih duduk di Senayan. Pada tahun 2023 kemarin, Batu Gajah mendapatkan bantuan berupa pembangunan objek Wisata Mangrove Sambok Bestari di Dusun Sebala, senilai Rp 400 juta, serta sejumlah program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) atau rumah bedah bagi warga kurang mampu.

Di tahun anggaran 2024 ini, Desa Batu Gajah kembali kecipratan (kebagian) dana aspirasi Aisyah, untuk pembangunan tambatan perahu dan pelantar jalan warga, senilai Rp 500 juta.

Pembangunan tambatan perahu tersebut masuk melalui Program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW). PISEW adalah program pemerintah pusat, untuk mengembangkan infrastruktur sosial dan ekonomi di wilayah pedesaan. Program ini bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi kawasan permukiman di Kecamatan, meningkatkan kualitas permukiman Perdesaan, mengurangi kesenjangan antar wilayah serta meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat.

“Ini adalah usulan dari masyarakat Batu Gajah. Ketika saya meresmikan wisata mangrove di Sebala, masyarakat minta agar di bangunkan tambatan perahu. Lalu saya bilang, iya InsyaAllah nanti saya kasih. Dan Alhamdulillah, sudah saya realisasikan janji saya ditahun ini,” ucap Cen Sui Lan alias Aisyah, ketika meninjau langsung di lokasi pembangunan tambatan perahu dan pelantar jalan warga di Setedung, Dusun Meso, Desa Batu Gajah, Senin (07/10/2024) petang.

Wanita mualaf yang dipercaya sebagai Ketua Dewan Pembina Persatuan Islam Tionghua Indonesia (PITI) Kepri itu, berharap seluruh program pembangunan yang ia persembahkan, dapat bermanfaat bagi masyarakat, serta dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan bagi masyarakat Natuna.

https://www.sinarperbatasan.com/wp-content/uploads/2024/03/WhatsApp-Image-2024-03-20-at-21.06.11-6.jpeg
Cen Sui Lan alias Aisyah saat memastikan KKAD melaksanakan programnya dengan baik dan maksimal.

“Alhamdulillah, senang lihat program saya sudah berjalan, sudah dikerjakan. Sebentar lagi akan memberikan manfaat dan kebaikan bagi masyarakat. Jadi program PISEW di Batu Gajah ini bisa dipakai untuk dua fungsi, yaitu untuk tambatan perahu nelayan serta untuk pelantar jalan warga,” imbuh istri dari Ketua Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Kepri, H. Raja Mustakim.

Sejak menjabat sebagai Anggota DPR RI Fraksi Golkar dari tahun 2021, Cen Sui Lan telah membangun program PISEW setidaknya di 35 Desa di Kepri, termasuk di sejumlah Desa yang ada di Natuna.

Sementara itu Ketua Kelompok Kerja Antar Desa (KKAD) Desa Batu Gajah, Rahmad Wijaya, mengatakan jika program PISEW Cen Sui Lan, sudah mulai dikerjakan sejak 2 pekan lalu.

Saat ini, progres pembangunannya sudah mencapai sekitar 20 persen.

Kata Rahmad, sebelum dibangun, kondisi pelantar jalan di wilayah tersebut kondisinya sangat memprihatinkan, bahkan berpotensi mengancam keselamatan warga. Sebab, pelantar jalan terbuat dari kayu yang dibangun di atas muara yang dihuni hewan reptil jenis buaya itu, sudah terlihat lapuk karena termakan usia.

“Kami sebagai masyarakat Desa Batu Gajah, mengucapkan terimakasih kepada Ibu Cen Sui Lan, yang telah membantu membangun tambatan perahu dan pelantar jalan bagi warga kami di Batu Gajah. Sebelum dibangun, sangat sedih lah kita lihatnya. Namun sebentar lagi motor dan mobil pun bisa lewat,” ungkap Rahmad.

Rahmad menjelaskan, pelantar jalan dan tambatan perahu tersebut, akan dibangun sepanjang 65,40 meter, dengan lebar 2,5 meter.

“Jika sudah siap, bisa dipakai untuk puluhan pompong nelayan, serta bisa difungsikan untuk menuju ke beberapa rumah warga di Setedung,” imbuh Rahmad.

Dampak lainnya yang dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat atas terbangunnya tambatan perahu tersebut, adalah terbukanya peluang pekerjaan bagi buruh bangunan, serta penjual material, mulai dari batu, pasir, kayu, besi, semen serta kebutuhan lainnya selama proses pembangunan.

Laporan : Erwin Prasetio

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -
Google search engine



Google search engine

Most Popular

Recent Comments

https://ibb.co/hBb6x82