Tampak sejumlah pemuda pemudi dan anak-anak di Dusun Meso, Desa Batu Gajah, Kecamatan Bunguran Timur, Kabupaten Natuna, saat berburu ikan air tawar yang terbawa arus banjir hingga ke jalan raya, Jum’at (05/01/2024) pagi.
Natuna, SinarPerbatasan.com – Hujan deras yang mengguyur sejumlah wilayah di Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), sejak Kamis (04/01/2024) malam, hingga Jum’at (05/01/2023) siang, membuat sejumlah wilayah di daerah tersebut tergenang banjir.
Pantauan media ini di lapangan, dan dari sejumlah postingan warga di media sosial seperti WhatsApp (WA), ada beberapa titik ruas jalan yang tergenang banjir. Diantaranya di ruas jalan raya nasional di wilayah Tapak Tujuh dan Meso, Desa Batu Gajah, di Dusun Air Kijang Desa Sungai Ulu, Kecamatan Bunguran Timur, serta di beberapa ruas jalan lain yang menjadi langganan banjir.
Banjir yang menggenangi jalan raya tersebut, memang kerap menjadi masalah bagi para pengguna jalan, dan di anggap sebagai pengganggu aktifitas transportasi bagi warga.
Namun, banjir tidak melulu di anggap sebagai bencana dan pembawa sial. Sebab, nyatanya ada sebagian orang yang merasa, banjir tersebut justru membawa berkah bagi mereka.
Salah satunya bagi sejumlah warga yang tinggal di Dusun Meso, Desa Batu Gajah, Kecamatan Bunguran Timur. Pasalnya, banjir yang menggenangi jalan raya di wilayah mereka, menjadi kesempatan bagi para pemuda pemudi dan anak-anak, untuk berburu ikan di spot banjir.
Zaki Husairi (29), yang merupakan Ketua Pemuda Meso, menuturkan, bahwa setiap sungai air buas meluap ke jalan aspal, warga setempat selalu memanfaatkannya untuk berburu ikan.
Ikan-ikan jenis air tawar tersebut, kata Zaki, banyak yang terjebak di badan jalan yang berdekatan dengan aliran sungai, lantaran terbawa oleh arus banjir.
“Banyak, biasanya ikan gabus dan ikan lele. Ada juga ikan jenis lain,” kata Zaki, saat dihubungi sinarperbatasan.com, Jum’at (05/01/2024) siang.
Ikan yang berhasil mereka tangkap dan kumpulkan, biasanya untuk dikonsumsi sendiri, sebagai lauk pauk pendamping nasi. Sehingga, warga tidak perlu lagi mengeluarkan uang untuk membeli ikan.
“Kalau dapatnya banyak, ada juga yang di jual,” sebutnya.
Hal senada di sampaikan oleh Melinda (26), juga warga Meso, Desa Batu Gajah. Memel (sapaan akrabnya) mengaku cukup terhibur, dengan aksi warga yang sedang berburu ikan di jalan raya tersebut.
“Suka lihatnya, seru sekali. Mereka terlihat sangat bergembira, bisa bermain air sambil menangkap ikan,” ucap Memel.
Alat yang digunakan warga untuk menangkap ikan di jalan nasional trans Selat Lampa – Ranai itu, terbilang sangat sederhana. Ada yang menggunakan tangguk (sejenis jaring penyerok ikan yang di lengkapi tangkai) dan juga ember. Bahkan, ada juga yang hanya menggunakan tangan kosong.
Laporan : Erwin Prasetio