Babinsa Koramil 08/Pulau Laut, Koptu Sittong Purba saat menjalin komunikasi sosial bersama warga Desa Kadur, Kecamatan Pulau Laut, pada Jum’at (10/03/2023) siang. (foto : Zaki)
Natuna, SinarPerbatasan.com – Masyarakat di Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), khususnya yang memiliki pekerjaan sebagai nelayan tradisional, sampai saat ini masih belum bisa pergi melaut.
Pasalnya, didaerah tersebut masih berlangsung cuaca ekstrem, yang biasa disebut oleh masyarakat setempat dengan nama musim angin utara. Musim ini biasanya terjadi dari akhir bulan Desember hingga pertengahan bulan Maret.
Salah satunya adalah nelayan Desa Kadur, Kecamatan Pulau Laut, Kabupaten Natuna, yang sampai saat ini masih menunggu musim angin utara berlalu, agar dapat kembali melaut seperti biasanya.
Demikian disampaikan oleh Babinsa Desa Kadur Koramil 08/Pulau Laut, Kodim 0318/Natuna, Koptu Sittong M. Purba, saat menjalin komunikasi sosial (komsos) bersama warga RT 02 RW 02 Desa Kadur, Kecamatan Pulau Laut, Kabupaten Natuna, pada Jum’at (10/03/2023) siang.
“Tadi saya mendengarkan keluhan dari masyarakat yang merupakan warga binaan kami, bahwa mereka sampai sekarang belum bisa pergi menangkap ikan ke laut, karena angin masih kencang,” ucap Koptu Sittong Purba, kepada sinarperbatasan.com.
Akibatnya, kata dia, perekonomian masyarakat nelayan di daerah ujung utara NKRI itu, menjadi semakin sulit. Sebab, laut menjadi salah satu sumber mata pencaharian bagi masyarakat pesisir, terutama para nelayan.
Hal tersebut juga berdampak pada ksetabilan harga ikan di pasaran. Sebab selama musim angin utara berlangsung, stok ikan segar menjadi sangat terbatas, sehingga harga ikan menjadi sangat mahal.
“Dengan mahalnya harga ikan, tentu juga akan berdampak pada perekonomian warga lainnya. Karena apa, warga saat ini harus mengeluarkan biaya tambahan untuk membeli ikan. Apalagi kebanyakan masyarakat melayu Natuna, setiap makan harus ada lauk ikan, kalau nggak ada rasanya kurang afdol,” ungkap Sittong Purba.
Babinsa berharap para nelayan di wilayah binaannya, dapat bersabar menunggu musim angin utara selesai, untuk menghindari resiko.
“Kami berharap warga dapat bersabar, tidak usah buru-buru ke laut, sebab angin masih cukup kencang, sangat berbahaya bagi aktivitas pelayaran, apalagi bagi kapal-kapal nelayan yang ukurannya relatif kecil,” pesan Koptu Sittong Purba. (Zaki)
Editor : Imam Agus