Tampak sejumlah siswa-siswa MI Al-Amin Desa Tolandona Matanaeo, Kecamatan Sangia Wambulu, Buteng, saat belajar di dalam bangunan sekolah tidak layak serta jauh dari rasa aman dan nyaman, Rabu (10/05/2023) siang. (foto : Dok. YPI MI Al-Amin)
Buton Tengah, Sinarperbatasan.com – Tahun 2008 merupakan awal berdirinya sekolah Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al-Amin, yang terletak di Desa Tolandona Matanaeo, Kecamatan Sangia Wambulu, Kabupaten Buton Tengah (Buteng), Provinsi Sulawesi Tenggara.
Meski bangunan sekolah hanya memiliki ruangan yang terbuat dari kayu, terdapat puluhan anak murid yang menempuh sekolah tingkat dasar di MI Al-Amin hingga saat ini, tahun 2023.
Kini 15 tahun berlalu, kondisi bangunan sekolah MI Al-Amin sudah sangat memprihatinkan. Pasalnya, kayu-kayu penyangga hingga dinding terbuat kayu mulai lapuk termakan usia.
Akibatnya, saat ini para guru dan murid dihantui rasa takut akan tertimpa bangunan sekolah yang bisa saja ambruk atau roboh sewaktu-waktu.
Kepala MI Al-Amin, Iskandar, mengatakan, bangunan sekolah MI Al-Amin saat ini sudah sangat memprihatinkan, karena kayu-kayu penyangga dinding dan atap sudah mulai rapuh dan rusak termakan usia.
“Kondisi bangunan sekolah ini sudah termakan usia. Parahnya lagi gedung sekolah ini sudah terlihat rawan roboh karena kondisi kayu sudah pada lapuk,” ucap Iskandar, saat ditemui awak media ini, Rabu (10/05/2023) siang.
Dari luar, bangunan sekolah MI Al-Amin di Desa Tolandona Matanaeo, Kecamatan Sangia Wambulu, Kabupaten Buteng, tampak sangat memprihatinkan.
Kata dia, keterbatasan anggaran yang dialami oleh sekolah yang dipimpinnya, membuat pihaknya tidak bisa berbuat banyak untuk melakukan renovasi bangunan, agar layak digunakan.
“Kami dari pihak sekolah dan yayasan tidak dapat berbuat banyak karena keterbatasan anggaran, tidak memadai. Saat ini yang kami bisa hanya mengganti sebagian dinding kayu yang rusak dengan menggunakan atap seng dan triples,” sebut Iskandar.
Lanjut Iskandar menyampaikan, dirinya tidak tinggal diam melihat kondisi sekolah yang ia pimpin sejak tahun 2018 mengalami kerusakan.
Sudah berbagai upaya ia lakukan guna mencari bantuan donasi untuk pembangunan gedung sekolah. Namun hingga sampai saat ini upaya tersebut belum membuahkan hasil yang diharapkan.
“Berbagai upaya sudah coba saya lakukan, baik mengusulkan dalam bentuk proposal untuk pembangunan gedung sekolah serta keluhan secara langsung, baik di Pemerintah Kabupaten Buton Tengah dan lembaga-lembaga pemberi bantuan lainnya, namun hingga saat ini belum ada tanda-tanda mendapatkan bantuan,” keluh Iskandar.
Iskandar berharap bangunan sekolah MI Al-Amin dapat segera mendapatkan perhatian serius oleh Pemda Buton Tengah, maupun lembaga-lembaga penyalur bantuan untuk memberikan sumbangan atau uluran tangan.
“Harapan kami sebagai orang tua guru di sekolah mengharapkan sekolah MI Al-Amin dapat segera diperbaiki di bangun gedung baru yang layak. Sehingga anak-anak murid disini merasa nyaman dalam menempuh pendidikan,” harapnya. (Ahmad Subarjo)
Editor : Imam Agus