BerandaDaerahHarga Ikan di Pasar Ranai Masih Tinggi, Warga Mengeluh

Harga Ikan di Pasar Ranai Masih Tinggi, Warga Mengeluh

Tampak warga saat memilih ikan tuna di pasar tradisional Ranai, Kecamatan Bunguran Timur, Kabupaten Natuna, pada Jum’at (24/02/2023) pagi. (foto : Zubad)

Natuna, SinarPerbatasan.com – Harga ikan segar di pasar tradisional Ranai, Kecamatan Bunguran Timur, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), belum ada tanda-tanda penurunan.

Pasalnya, pantauan awak media sinarperbatasan.com di pasar tradisional Ranai, pada Jum’at (24/02/2023) pagi, harga ikan masih sama dengan beberapa pekan terakhir.

“Ikan masih mahal bang, belum banyak yang melaut, hanya sebagian saja,” ucap Sariyah, salah seorang pedagang ikan di pasar Ranai, yang ditemui sinarperbatasan.com, Jum’at (24/02/2023) pagi.

Diketahui untuk jenis ikan karang, jika di waktu normal harganya hanya sekitar Rp 20 ribu perkilogram. Namun kini masih bertahan di harga Rp 35 ribu perkilogramnya.

Kemudian ikan jenis belanak, berang, belais dan ilak, yang semula hanya Rp 25 ribu perkilogram, kini masih diangka Rp 40 ribu perkilogram.

Sama halnya dengan harga ikan simbek (tongkol atau tuna), jika pas sebelum musim angin utara, harganya hanya sekitar Rp 20 ribu perkilogram, namun kini mencapai Rp 30-35 ribu.

https://www.sinarperbatasan.com/wp-content/uploads/2024/03/WhatsApp-Image-2024-03-20-at-21.06.11-6.jpeg

“Pokoknya semenjak musim angin utara, ikan mulai mahal, sampai sekarang. Karena stok ikan kurang, banyak nelayan tak melaut, jadi wajar kalau mahal,” jelas Sariyah.

Mahalnya harga ikan sangat dirasakan oleh Linda (35), warga Jalan Air Lebai, Kelurahan Batu Hitam Kecamatan Bunguran Timur, yang kesehariannya berjualan pentol ikan di salah satu sekolah swasta, tidak jauh dari kediamannya.

“Walaupun mahal, setiap hari harus tetap beli, sebab saya untuk jualan pentol,” kata Linda, kepada sinarperbatasan.com.

Dengan mahalnya harga ikan, membuat keuntungan Linda dalam berjualan pentol ikan, menjadi menipis.

“Untung tetap untung, tapi tipis. Karena kita nggak berani mengurangi kualitas pentol, misalnya dibanyakin tepungnya dari ikannya, tentu nanti rasanya juga akan berubah, malah pelanggan bisa kabur,” ucapnya, sembari tertawa.

Linda bersama warga lainnya berharap, musim angin utara segera berakhir, agar harga ikan kembali turun ke harga normal. (Zubad)

Editor : Imam Agus

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -
Google search engine



Google search engine

Most Popular

Recent Comments

https://ibb.co/hBb6x82