Para pemain Kuda Lumping dari kelompok seni Taruno Mudo Budoyo, saat menghibur masyarakat Desa Air Lengit, Kecamatan Bunguran Utara, pada Minggu (22/01/2023) malam. (foto : Zaki)
Natuna, SinarPerbatasan.com – Kesenian kuda kepang atau kuda lumping, kembali menghibur masyarakat melalui atraksi kesenian jaranan di Desa Air Lengit, Kecamatan Bunguran Tengah, Kabupaten Natuna, Minggu (22/01/2023) malam.
Acara yang diselenggarakan oleh kelompok seni Taruno Mudo Budoyo Desa Air Lengit itu, dalam rangka menghibur pasca perkawinan salah satu masyarakat di desa Air Lengit.
Kelompok seni kuda kepang yang masih eksis di Natuna itu terus tampil di berbagai acara.
“Kegiatan ini bagian dari melestarikan kesenian jawa di Natuna, bahkan kesenian bagian dari rasa melepas kangen terhadap kampung halaman,” ujar Kang Sholeh, salah seorang pentolan Kesenian Kuda Kepang Taruno Mudo Budoyo, kepada sinarperbatasan.com, Senin (23/01/2023) pagi.
Kesenian Kuda Lumping Banyumasan itu kata Sholeh, sudah lahir sejak awal masuknya Transmigrasi, namun seiring berkembangnya jaman, kesenian kuda lumping mulai menghilang.
“Kami bangkitkan kembali sejak tahun 2009 sampai sekarang, dan pelaku seninya sudah regenerasi,” katanya.
Ia berharap, dengan lebih kurang 50 anggota jaranan tergabung di kesenian Taruno Mudo Budoyo, dapat terus menghibur masyarakat, meskipun, beberapa alat kesenian mesti dilakukan peremajaan.
“Alat kesenian ini peninggalan Transmigrasi 1985. Wajar jika sudah tidak layak lagi. Semoga saja ada pihak yg bersedia membantu,” ujarnya.
Alasan kuat kesenian kuda lumping harus terus bangkit adalah, sambutan positif masyarakat saat kesenian ini tampil depan umum. Bahkan warga asli Natuna juga menyambut baik hadirnya kesenian ini.
“Kami bahkan sudah pernah tampil di Pulau Serasan, Pulau Tiga, Pantai Tanjung, Pantai Piwang, Teluk Depih, dan beberapa desa yang notabanenya adalah warga Melayu. Mereka antusias dan terhibur,” pungkasnya. (Zaki)
Editor : Imam Agus