Tampak pompong atau perahu motor milik Marjani, seorang nelayan tradisional asal Desa Kelanga, Kecamatan Bunguran Timur Laut, Kabupaten Natuna, saat berada di daratan, Senin (16/01/2023) pagi. (foto : Khairud)
Natuna, SinarPerbatasan.com – Musim angin utara masih berlangsung di Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Hal ini membuat sebagian besar nelayan tradisional diwilayah tersebut, memutuskan untuk tidak melakukan aktivitas melaut.
Marjani Aditya (35), salah seorang nelayan asal Dusun Setapang Desa Kelanga, Kecamatan Bunguran Timur Laut, Kabupaten Natuna, mengaku sudah hampir sebulan tidak pergi melaut, akibat angin kencang selama musim angin utara berlangsung.
“Sudah hampir sebulan tak ke laut, angin masih kencang, sementara ini istirahat dulu,” ungkap Marjani, ketika ditemui awak media sinarperbatasan.com, Senin (16/01/2023) pagi, di Desa Kelanga.
Marjani menyebutkan, selama dirinya tidak melaut, perahu motor atau yang biasa disebut dengan pompong oleh masyarakat Natuna, ia naikkan ke daratan.
Tujuannya kata dia, agar tidak cepat rusak akibat sering terhempas gelombang besar di saat musim angin utara.
“Kalau dibiarkan di laut, kita harus selalu mengecek air yang masuk kedalam pompong, kalau nggak bisa tenggelam. Dan kemudian kalau di biarkan lama-lama di air, juga bisa ditumbuhi tiram, yang dapat merusak bodi pompong,” terang Marjani.
Bapak satu orang anak tersebut mengaku akan kembali beraktivitas untuk menangkap ikan ke laut, ketika musim angin utara sudah benar-benar berlalu.
“Biasanya Februari angin sudah mulai teduh, sudah banyak orang pergi ke laut,” pungkas Marjani. (Khairud)
Editor : Imam Agus