BerandaDaerahMemikat Burung Jadi Pekerjaan Sampingan Remaja di Batu Gajah

Memikat Burung Jadi Pekerjaan Sampingan Remaja di Batu Gajah

Kiki (21), salah seorang remaja asal Desa Batu Gajah, Kecamatan Bunguran Timur, saat memikat burung di hutan di sekitar Desa Batu Gajah, Senin (16/01/2023) pagi. (foto : Udin)

Natuna, SinarPerbatasan.com – Sulitnya mendapatkan lapangan pekerjaan, membuat sebagian warga harus bisa memutar otak, agar tetap mendapatkan penghasilan.

Seperti yang dilakukan oleh Kiki (21), seorang remaja asal Dusun Meso, Desa Batu Gajah, Kecamatan Bunguran Timur, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), yang memilih untuk menjadi seorang memikat burung kicau di hutan.

“Biasanya kerja serabutan aja, nggak pilih kerja. Cuma kebetulan ini pas lagi nggak ada pekerjaan, jadi saya coba untuk mikat burung, siapa tau ada rejeki,” ucap Kiki, saat ditemui sinarperbatasan.com di Desa Batu Gajah, Senin (16/01/2023) pagi.

Kata remaja yang belum lama tamat dari bangku sekolah tingkat SMA itu, pendapatan dari memikat burung tidak bisa ditentukan. Tergantung dari banyaknya burung yang ia dapat ketika memikat.

Biasanya, Kiki mulai melakukan kegiatan memikat burung dari pagi hari, hingga menjelang sore hari.

https://www.sinarperbatasan.com/wp-content/uploads/2024/03/WhatsApp-Image-2024-03-20-at-21.06.11-6.jpeg

“Kalau hasil ya nggak tentu, kadang banyak, kadang juga sikit. Tergantung banyaknya burung yang kita dapat, dan jenisnya,” ujar anak ketiga dari empat bersaudara tersebut.

Dijelaskan Kiki, tidak semua burung laku dijual. Ada beberpa jenis burung yang laku keras di pasaran, seperti jenis Kolibri Ninja (Konin), Kolibri Wulung (Kowul), Cucak Hijau, Murai Batu dan jenis burung kicau lainnya.

Untuk burung jenis Konin, biasanya ia menjual dengan harga Rp 10 ribu hingga Rp 15 ribu per ekor. Kemudian untuk jenis Kowul, bisa mencapai harga Rp 70 ribu hingga Rp 100 ribu.

“Yang mahal itu jenis Murai Batu dan Cucak Hijau. Kalau Murai Batu yang baru dapat itu, biasanya kami jual Rp 700 ribu sampai Rp 1 juta. Kalau cucak hijau agak murah dikit, biasanya Rp 200 ribu, paling mahal Rp 300 ribu,” terang Kiki.

“Tapi kalau jenis Murai Batu dan Cucak Hijau, sangat susah didapat. Dalam satu bulan itu, belum tentu bisa dapat satu ekor. Karena burung itu udah sangat langka. Yang agak mudah ditemukan itu yang jenis Konin, tapi ya itu, harganya murah,” imbuhnya.

Burung hasil pikatannya, biasanya dijual langsung kepada pedagang burung yang ada di Ranai, Kecamatan Bunguran Timur. (Udin)

Editor : Imam Agus

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -
Google search engine



Google search engine

Most Popular

Recent Comments

https://ibb.co/hBb6x82