BerandaDaerahSelama Musim Angin Utara, Nelayan Pulau Tiga Alih Profesi untuk Sambung Hidup

Selama Musim Angin Utara, Nelayan Pulau Tiga Alih Profesi untuk Sambung Hidup

Tampak pompong (perahu motor) milik nelayan Desa Sabang Mawang Barat, Kecamatan Pulau Tiga, tidak bisa beroperasi selama musim angin utara berlangsung, Jum’at (06/01/2023) pagi. (foto : Udin)

Natuna, SinarPerbatasan.com – Angin kencang yang terjadi setiap musim angin utara, membuat sebagian nelayan di Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), memutuskan untuk beralih profesi, agar dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.

“Pada saat musim begini gelombang laut bisa mencapai 5 meter bahkan bisa lebih, jadi tak semua nelayan berani melaut. Untuk hari-hari biasanya ada yang memilih kerja bangunan, serabutan gitu lah,” kata Pai, salah seorang warga asal Kecamatan Pulau Tiga, kepada sinarperbatasan.com, Jum’at (06/01/2023) pagi.

Ia memperkirakan aktivitas nelayan akan kembali normal pada bulan Februari, karena dua bulan kedepan sudah masuk pada penghujung musim angin utara.

“Kalau berani, justru musim ini enak melaut. Tapi pompong (kapal motor) nya harus besar sesuai dengan kondisi dilaut. Karena pada musim ini ikan banyak, apa lagi kalau nyimbek (cari ikan tongkol) inilah waktunya,” ujarnya.

https://www.sinarperbatasan.com/wp-content/uploads/2024/03/WhatsApp-Image-2024-03-20-at-21.06.11-6.jpeg

Ia juga mengatakan, karena yang melaut hanya nelayan tertentu dan pada saat tertentu saja, jadi imbasnya harga ikan di pasaran lokal jadi melambung tinggi.

“Biasa ikan simbek (tongkol) jika harga normal 30 ribu per ekor, sekarang bisa mencapai 70 bahkan 80 ribu, dengan berat berkisar 2 kilo lebih per ekor,” katanya.

Menurutnya, saat ini ketersediaan stok ikan bagi kebutuhan lokal di daerah jadi terbatas, dan hanya jenis ikan tertentu yang masih tersedia.

“Biasanya dipasar kalaupun ada ikannya hanya sedikit, karena kebanyakan nelayan pergi pagi pulang siang, mereka tidak mau lama-lama di laut, karena terlalu beresiko,” tuturnya.

Sementara untuk nelayan pesisir, tetap melaut seperti biasa namun beralih pada alat tangkap seperti kelong, bubu, atau jaring dan itupun hanya di daerah tertentu saja.

“Ada yang pasang kelong, bubu ketam di pinggir atau dekat-dekat bakau,” katanya.

Kata Pai, musim angin utara ini terjadi setiap akhir tahun hingga awal tahun, dan tidak jarang kebutuhan selama tiga bulan dibantu oleh pengepul ikan untuk memenuhi kebutuhan mereka. (Udin)

Editor : Imam Agus

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -
Google search engine



Google search engine

Most Popular

Recent Comments

https://ibb.co/hBb6x82