Bupati Natuna, Wan Siswandi (tengah), saat menyampaikan kata sambutan dalam Rakor Pembinaan Pemerintah Desa.
Natuna, SinarPerbatasan.com – Keadaan keuangan Kabupaten Natuna yang tengah “kembang kempis”, memaksa Bupati Natuna Wan Siswandi harus putar otak, agar bisa tetap menjalankan pemerintahan dan memberikan pelayanan ke masyarakat.
Imbasnya, sejumlah proyek besar yang digagas di era pemerintahannya, seperti jalan dua jalur dan pembangunan gedung DPRD Natuna, terpaksa dibatalkan.
“Kita bangun jalan dua jalur, kita bangun gedung DPRD, tapi kalau akhirnya hutang sana-sini buat apa?,” ujar Wan Siswandi di sela kegiatan Rakor Pembinaan Pemdes se-Kabupaten Natuna, di RM Sisi Basisir Ranai, pada Senin (14/11/2022) pagi.
Wan Siswandi mengungkapkan, APBD Natuna Tahun 2022 menurun signifikan jika dibandingkan APBD Tahun 2019 dan 2020 lalu. Hal itu katanya, dipengaruhi oleh keadaan keungan pemerintah pusat.
Secara logika, sebut Wan Siswandi, karena APBD Natuna berkurang, maka terdapat beberapa kegiatan dan belanja yang seharusnya ikut berkurang seperti, TPP PNS, gaji honorer, dan siltap perangkat desa yang bersumber dari ADD.
Sebagaimana diketahui, sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2019, Bupati/Wali kota menetapkan besaran penghasilan tetap (Siltap) Kepala Desa, Sekretaris Desa, dan Perangkat Desa lainnya
Namun, alih-alih memangkas gaji dan tunjangan tersebut, Wan Siswandi justru berusaha mempertahankannya.
“Saya bilang Yanto (Kepala BPKAD) pertahankan dulu sampai titik darah penghabisan. TPP ini yang hidupkan pegawai saya, karena SK sudah tersimpan rapi di brankas Bank Riau Kepri, itu fakta pak,” ungkapnya.
Mantan Sekda Natuna itu juga membeberkan, dirinya sempat menghubungi Wakil Menteri Keuangan RI agar dana tunda salur Kabupaten Natuna segera dibayarkan pemerintah pusat.
“Ternyata cicil bayarnya, jadi kita cicil juga bayar kebutuhan mana yang penting, mendesak, prioritas, jadi bukan sekedar atas rasa suka,” terangnya.
Dengan usaha yang dilakukan Pemkab Natuna, Wan Siswandi pun meminta Camat, Kades, dan jajarannya tidak menjadikan persoalan keuangan sebagai alasan, untuk tidak memberi pelayanan terbaik ke masyarakat.
Wan Siswandi pun mengajak agar para kepala desa untuk banyak bersyukur kepada Allah.
“Dengan syukur kita didatangkan rezeki dan nikmat yang tak disangka-sangka,” ucapnya. (Zk)