SINARPERBATASAN.COM, BUTON TENGAH – Pemerintah Kabupaten Buton Tengah melalui Dinas Kesehatan menggelar peringatan Hari Gizi Nasional (HGN) ke-65 sebagai bentuk komitmen dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya gizi seimbang.
Acara yang berlangsung pada Senin (04/02/2025) ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk tenaga kesehatan, akademisi, serta organisasi profesi yang bergerak di bidang kesehatan dan gizi.
Peringatan HGN tahun ini mengusung tema “Keluarga Sehat Dimulai dari Piring Makan Bergizi”, yang menekankan pentingnya pemenuhan gizi seimbang sejak dini sebagai upaya mencegah stunting dan berbagai masalah kesehatan lainnya.
Meningkatkan Kesadaran Gizi di Masyarakat
Dalam sambutannya, Kepala Dinas Kesehatan Buton Tengah, Kasman, menyampaikan bahwa perbaikan gizi masyarakat merupakan salah satu prioritas utama dalam pembangunan kesehatan daerah. Menurutnya, kesadaran akan pola makan yang sehat harus dimulai dari keluarga, karena lingkungan keluarga berperan besar dalam membentuk kebiasaan makan anak sejak dini.
“Hari Gizi Nasional ini menjadi momen penting untuk mengajak masyarakat memahami bahwa pola makan yang baik bukan hanya tentang kenyang, tetapi juga harus bergizi seimbang. Kesehatan anak-anak kita, generasi masa depan, sangat ditentukan oleh asupan gizi yang mereka konsumsi sehari-hari,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Kasman juga menyoroti tantangan utama dalam upaya perbaikan gizi di Buton Tengah, yakni masih adanya kasus gizi buruk, stunting, dan kurangnya edukasi mengenai pola makan sehat. Oleh karena itu, ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersinergi dalam upaya peningkatan kesadaran gizi, baik melalui edukasi di lingkungan keluarga, sekolah, maupun komunitas.
Peran Penting Pemerintah dan Tenaga Kesehatan
Dalam kesempatan yang sama, Kepala RSUD Buton Tengah, dr. Karyadi, menyampaikan bahwa rumah sakit dan fasilitas kesehatan di Buton Tengah siap mendukung program-program peningkatan gizi dengan menyediakan layanan konsultasi gizi bagi masyarakat.
“Kami di RSUD Buton Tengah akan terus memperkuat layanan konsultasi gizi dan pendampingan bagi ibu hamil, ibu menyusui, serta anak-anak yang membutuhkan pemantauan kesehatan gizi. Hal ini penting untuk mencegah berbagai penyakit yang disebabkan oleh malnutrisi,” jelasnya.
Ia juga menekankan bahwa pola makan tidak sehat dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, dan obesitas, yang semakin banyak ditemukan di masyarakat akibat konsumsi makanan tinggi gula, garam, dan lemak. Oleh karena itu, edukasi mengenai pola makan sehat harus terus digencarkan.
Sinergi Berbagai Pihak dalam Upaya Perbaikan Gizi
Acara peringatan HGN ke-65 ini juga melibatkan berbagai organisasi profesi dan mitra pembangunan, termasuk perwakilan dari PKK dan Dharma Wanita Buton Tengah, yang turut aktif dalam kampanye pola makan sehat di kalangan ibu rumah tangga.
Pj Ketua PKK Buton Tengah dalam sambutannya menyampaikan bahwa ibu rumah tangga memiliki peran krusial dalam menentukan pola makan keluarga. Oleh karena itu, PKK berkomitmen untuk terus memberikan edukasi dan pelatihan kepada para ibu mengenai cara menyusun menu seimbang yang mudah dan terjangkau.
“Kami akan terus mendorong para ibu di Buton Tengah untuk lebih peduli terhadap asupan gizi keluarganya. Tidak harus mahal, yang penting seimbang dan sesuai kebutuhan tubuh,” ujarnya.
Selain itu, dalam kegiatan ini juga dilakukan pemeriksaan kesehatan gratis, termasuk pengukuran indeks massa tubuh (IMT), pengecekan kadar gula darah, serta penyuluhan mengenai pentingnya aktivitas fisik sebagai bagian dari gaya hidup sehat.
Aksi Nyata dalam Pencegahan Stunting di Buton Tengah
Pemerintah Kabupaten Buton Tengah menegaskan bahwa upaya peningkatan gizi masyarakat tidak hanya berhenti di peringatan HGN, tetapi juga harus diwujudkan dalam kebijakan yang berkelanjutan.
Salah satu program yang saat ini sedang digalakkan adalah Gerakan Cegah Stunting, yang bertujuan untuk memastikan setiap anak mendapatkan asupan gizi yang cukup sejak dalam kandungan hingga usia dua tahun (periode 1.000 hari pertama kehidupan). (Adv)
Reporter: Sadly