Pj Bupati Buton Tengah, Andi Muhammad Yusuf, dalam sebuah kegiatan. (Foto : dok Dinas Kominfo)
Buton Tengah, SinarPerbatasan.com – Air merupakan kebutuhan vital dan mendasar bagi setiap makhluk yang ada di dunia, baik makhluk hidup maupun tumbuhan yang hidup di muka bumi. Oleh sebab itu, air menjadi hal yang sangat penting dan harus selalu ada dimanapun dan kapanpun.
Namun baru-baru ini, masyarakat di Desa Lowu-Lowu dan Kaliwu-Liwuto Kelurahan Watulea, Kecamatan Gu, mengeluhkan ketidak tersediaan air bersih di wilayah mereka.
Hal ini pun langsung memantik reaksi dari sejumlah warga yang tinggal di dua wilayah tersebut, dan mendesak kepada Pemerintah Daerah untuk mencarikan solusi atas permasalahan air bersih tersebut.
Melihat aksi itu, Penjabat (Pj) Bupati Buton Tengah (Buteng), Andi Muhammad Yusuf merespon cepat aksi keluhan warga Desa Lowu-Lowu dan warga Kaliwu-Liwuto Kelurahan Watulea di Kecamatan Gu, yang mengalami dampak kekeringan air bersih diakibatkan masalah air PDAM Buton tidak lagi mengalir.
Aksi nyata yang dilakukan orang nomor satu Buton Tengah itu, dengan memerintahkan seluruh instansi OPD di lingkungan pemerintahannya, untuk dapat menyumbang air bersih langsung ke warga yang mengalami dampak krisis air bersih.
Gerak cepat (Gercep) sang Pj Bupati Buteng tersebut perlu diacungi jempol, lantaran telah menunjukkan kepeduliannya terhadap masyarakat yang sedang dirundung kesusahan, akibat tidak mendapatkan pasokan air bersih secara maksimal.
“Krisis air ini sudah kami tindaklanjuti langsung mendistribusikan air bersih ke warga. Alhamdulillah langkah sigap ini atas kerjasama masing-masing seluruh OPD, pak Sekda dan kita semua mengumpulkan donasi pembelian air,” ucap Pj Bupati Andi Muhammad Yusuf, terkait tanggapannya merespon aksi protes warga belum lama ini.
Andi Muhammad Yusuf mengatakan, permasalahan penyediaan air bersih bagi masyarakat, masih menjadi PR bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Buteng. Kedepan ia berharap permasalahan air yang menjadi kebutuhan vital bagi seluruh makhluk hidup di dunia, dapat teratasi dengan baik.
“Tentunya ini menjadi bahan evaluasi bagi kami Pemda Buton Tengah, agar bagaimana kedepan permasalahan air bersih ini tidak terulang kembali. Karena air merupakan kebutuhan yang sangat primer,” tegas Andi Muhammad Yusuf.
Staf Ahli Bidang Pembangunan Sekretariat Daerah Buton Tengah, Jamuri, saat diwawancarai awak media.
Sementara itu, Staf Ahli Bidang Pembangunan Sekretariat Daerah Buton Tengah, Jamuri, mendapatkan penugasan Pj Bupati terkait langkah antisipasi krisis air dengan menyiapkan penyaluran air bersih ke warga.
Jamuri mengatakan, sesuai intruksi Pj Bupati ia telah menyiapkan 110 tangki mobil air bersih yang siap dapat disalurkan ke warga Desa Lowu-Lowu dan warga Kaliwu-Liwuto.
“Alhamdulillah hasil donasi seluruh OPD, baik itu para kadis, staf ahli, asisten, kabag dan bahkan sekda dan Pj Bupati sudah terkumpul 110 tangki Mobil. Dan saat ini kami sudah salurkan 29 tangki mobil air bersih ke warga yang mengalami krisis air,” ungkapnya.
Lanjut ia menyampaikan, aksi protes warga terkait tidak maksimalnya pelayanan air PDAM Buton dalam waktu lama ini, ternyata ada sebab akibatnya. Pertama masalah pipa air yang tersumbat serta mengalami kerusakan, dan kedua iuran perbulan masyarakat belum terbayarkan.
“Alasan PDAM Buton belum memperbaiki pipa yang tersumbat dan mengalami kerusakan, akibat iuran perbulan masyarakat belum terbayarkan. Namun saat dikonfirmasi kewarga jawabannya kenapa tidak membayar, alasannya penyaluran air tersebut tidak dirasakan langsung kerumah mareka,” ucap Jamuri menceritakan kendala penyaluran air PDAM Buton.
“Meski begitu, kami sudah sampai ke pihak PDAM Buton untuk segera melakukan tindakan memperbaiki masalah pipa bermasalah untuk segera menyalurkan pelayanan air bersih ke masyarakat,” sambungnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Desa Lowu-Lowu, Karim Wendo, mengucapkan terimakasih kepada Pemerintah Daerah dan DPRD Buteng, yang telah cepat tanggap merespon keluhan warganya terkait krisis masalah air.
“Alhamdulillah respon cepat pemerintah dan DPRD kami sudah mendapatkan air bersih langsung kerumah-rumah warga. Saat ini jika ada warga mengeluh air tinggal telepon langsung mobil air tangki datang kerumah,” ucap Karim kepada Mandalapos saat dikonfirmasi via telepon, Rabu (18/10/2023).
Diungkapkan Karim, permasalahan air PDAM Buton ini sudah dikeluhkan warganya sejak tahun 2017 lalu akibat pelayanan air sangat tidak maksimal. Kata dia, selama berapa tahun ini masyarakat mengandalkan air hujan dan bahkan harus rela membeli air tangki untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Tak sampai disitu, dampak kerugian masyarakat akibat krisis air ini harus rela mengambil air ke daerah lain yakni Kabupaten Muna dengan penuh resiko mendayung perahu menyebrang lautan.
“Keluhan masalah air sudah bertahun-tahun kami rasakan. Tiap kali kami menyampaikan aspirasi selalu berakhir dengan kekecewaan tanpa ada solusi pasti penanganan air ini,” ujar Karim menceritakan keluh kesah warganya.
Namun hari ini, lanjutnya, aksi keluhan masalah air warganya telah mendapatkan respon DPRD Buteng dan pemerintah bersama pihak PDAM Buton melalui RDP (rapat dengar pendapat).
“Alhamdulillah hasil RDP ini membawa kabar baik bahwa PDAM Buton akan segera menindaklanjuti keluhan kami dengan memperbaiki kendala pipa air. Selain itu, dari Dinas PUPR merencanakan pembuatan pipa penyaluran air bersih ke warga melalui sumber mata air terdekat (desa tetangga), yang direncanakan tahun anggaran 2024,” tuturnya.
“Saya mewakili masyarakat saya mengucapkan terimakasih kepada Pj Bupati Buton Tengah yang telah mendengar keluhan kami dengan cepat. Semoga keluhan kami ini sudah terakhir kalinya kami sampaikan. Dan harapan besar kami kedepan masalah air sudah diatasi dengan baik,” pungkasnya (Advertorial/Budi Sutrisno)
Editor : Imam Agus