BerandaADVERTORIALDispar Natuna Minta Masyarakat Natuna Ikut Kerjasama Bangun Pariwisata

Dispar Natuna Minta Masyarakat Natuna Ikut Kerjasama Bangun Pariwisata

Tampak salah seorang pengunjung saat menikmati pemandangan di Gunung Tekul Teluk Depih, Natuna.

Natuna, SinarPerbatasan.com – Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Kabupaten Natuna, Hardinansyah, menyebutkan sejauh ini pihaknya terus berusaha mengusulkan ke beberapa Destinasi Wisata untuk pembebasan lahan.

Ungkapan tersebut dikatakan Hardinansyah saat dimintai keterangan oleh awak media melalui pesan singkat, Rabu (08/06/2022) kemarin.

Menurut dia, saat ini semua destinasi wisata lahan milik masyarakat, sehingga sulit untuk membangun apalagi dari dana DAK dan CSR.

“Lahannya harus clear dan clean Pak, karena masyarakat maunya dibeli lahannya, sepertinya masyarakat tidak mau bekerjasama,” ujar Hardinansyah.

Terkait usulan, Hardinansyah mengaku sudah pernah mengusulkan ke TAPD, bahkan beberapa waktu lalu kata Hardinansyah, Bupati Natuna sudah mengarahkan ke BP3D untuk membebaskan lahan secara bertahap pada lokasi-lokasi wisata.

https://www.sinarperbatasan.com/wp-content/uploads/2024/03/WhatsApp-Image-2024-03-20-at-21.06.11-6.jpeg

“Kita utamakan yang geosite pak, seperti Pantai Teluk Selahang dan lain-lainnya,” kata Hardinansyah.

Ditempat terpisah, salah seorang pengelola wisata Batu Kasah, yang berada diwilayah Desa Cemaga Tengah, Kecamatan Bunguran Selatan, Abdillah memaparkan terkait pasilitas yang tersedia di wisata tersebut.

“Dari KKP melalui Dispar Natuna telah membangun pondok informasi, Lanmark dan dari Kantor Pegadaian Cabang Natuna melalui Dispar memfasilitasi Mushola dan dari SKK Migas, seperti Gerbang BP Georpark serta kamar bilas,” terang Abdillah.

Kendati demikian Abdillah menambahkan, ada beberapa kelemahan terkait sarana-prasarana bermain untuk anak-anak.

“Seharusnya ada. Kita berharap kepada Dispar Natuna, mengadakan sarana bermain anak-anak,” tambah Ambdillah.

Lebih jauh Abdillah menjelaskan, pengelola tidak mampu menyiapkan sarana tersebut, karena tidak ada untung.

“Kita tidak bisa menyediakan alat bermain anak, karena ke untungan dari mengelola wisata itu habis untuk membayar upah pemeliharaan dan pembersihan lahan, itu saja di tambah dengan swadaya oleh pengurus dan karyawan,”pungkas Abdillah. (Mzn)

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -
Google search engine



Google search engine

Google search engine

Google search engine

Most Popular

Recent Comments

https://ibb.co/hBb6x82